Pelestarian Batik dari Pemkot Pekalongan Diapresiasi

23-11-2020 / KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa (kanan) saat mengunjungi beberapa sentra batik di Pekalongan, Jawa Tengah, bersama Tim Kunspek Panja Ekonomi Kreatif Komisi X DPR RI, Jumat (20/11/2020). Foto : Ayu/Man

 

Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, dalam memberikan perlindungan dan kelestarian batik sebagai salah satu ciri khas kota tersebut. Batik pun kemudian menjadi salah satu bagian dari potensi sektor ekonomi kreatif (ekraf).

 

“Terlepas dari dampak pandemi yang sangat dirasakan oleh para pelaku batik, namun kami melihat upaya Pemerintah Kota Pekalongan untuk melestarikan atau melindungi batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang sudah diakui dunia melalui UNESCO,” ujar Ledia usai mengunjungi beberapa sentra batik di Pekalongan, Jawa Tengah, bersama Tim Kunspek Panja Ekonomi Kreatif Komisi X DPR RI, Jumat (20/11/2020).

 

Dilanjutkan politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini, upaya tersebut diantaranya dengan menetapkan hari Jumat sebagai hari wajib menggunakan baju batik. Termasuk para laki-laki di kota tersebut yang setiap hari Jumat wajib menggunakan sarung batik. Begitu juga dengan maraknya sentra-sentra batik di Kota Pekalongan yang menawarkan beragam motif batik. Hal itu menunjukkan perkembangan batik di kota tersebut.

 

Termasuk di dalamnya dukungan Wali Kota dan Pemkot Pekalongan terhadap para pelaku batik. Meski demikian masih banyak dukungan lain yang harus dilakukan oleh Pemkot Pekalongan untuk lebih membangkitkan atau menguatkan batik sebagai salah satu ekraf yang terkena imbas pandemi Covid-19. Dalam rangkaian Kunspek ini, Komisi X DPR RI juga mengunjungi salah satu sentra batik yang sudah mengekspor wallpaper dari gedebong atau batang pohon pisang.

 

“Sayangnya gedebong pisang yang dijadikan wallpaper itu dengan teknologi yang dimiliki Jepang diekspor kembali ke Amerika, tentu dengan nilai keekonomian yang lebih tinggi. Artinya, kita belum punya teknologi sehebat Jepang. Oleh karena itu kami berharap agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan para ahli teknologi dalam negeri untuk menghasilkan sebuah produk yang bermanfaat bagi pengembangan batik Pekalongan itu sendiri,” jelasnya.

 

Selain itu, menurut legislator dapil Jawa Barat I ini, selama pandemi Covid -19, yang tumbuh dan berkembang saat ini merupakan ekraf yang bisa bertransformasi ke digital. Kedua, ekraf yang punya pangsa pasar termasuk yang memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu pihaknya berharap agar Pemkot Pekalongan juga mendorong ekraf ini melalui media digital, termasuk strategi penjualan lainnya. (ayu/sf)

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Dorong Pendidikan Agama Jadi Pilar Integral dalam Revisi UU Sisdiknas
21-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menegaskan pentingnya pendidikan agama sebagai bagian tak terpisahkan dalam...
Revisi UU Hak Cipta Rampung, Royalti Musik Lebih Transparan
21-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Komisi X Once Mekel menekankan pentingnya tindak lanjut nyata dari DPR dan pemerintah untuk...
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...